Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

7 Cara Resensi Novel Mudah Oleh N. Mursidi

Bagaimana cara membuat resensi buku khususnya resensi novel dengan langkah mudah solusi pakar resensi agar menghasilkan resensi buku dan novel yang baik dan benar? Pertanyaan ini akan dijawab dalam pembahasan selanjutnya. Di sini, titik tekannya adalah korelasi cara membuat resensi buku untuk kebutuhan membuat resensi yang lebih spesifik yakni berfokus pada novel. Karena pada dasarnya, resensi buku termasuk untuk buku novel dianggap sama dalam segi proses pembuatannya. Hanya saja, resensi novel memiliki spesifikasi cara tersendiri.


Menulis resensi novel sepertinya jauh lebih sulit dari menulis resensi buku lainnya yang ketebalan halamannya sama. Menulis resensi buku pada umumnya memiliki batas-batas pembahasan yang jelas yang mementingkan konsep “penyimpulan” di tiap bab pembahasannya. Bila mau memecahkan penyimpulan tiap bab, hal ini masih bisa dilakukan. Sedangkan menulis resensi novel tidak memiliki konsep “penyimpulan” di tiap bab-nya. Bila seperti ini, pemahaman harus lebih dimaksimalkan sebelum menulis resensi novel.

Baca: Contoh Resensi Buku

Lalu bagaimana cara menulis resensi novel berdasarkan inspirasi kreasi menulis resensi untuk buku pada umumnya? Berikut sebagian inti langkah yang dijelaskan N. Mursidi dalam Tips Sukses Meresensi Buku di Koran.

1. Menentukan Buku Novel yang Akan Diresensi

Satu hal yang perlu diingat para peresensi buku khususnya novel yaitu menulis sesuatu harus berdasarkan apa yang sering dipelajari, lebih khusus sering dibaca. Hal ini akan memudahkan dalam menulis resensi buku khususnya menulis resensi novel. Bagaimana bisa menulis resensi buku khususnya resensi novel bila jarang membaca?

Sebenarnya, anda berfokus membaca novel sudah dianggap modal untuk kebutuhan menulis resensi novel. Dengan terbiasa membaca novel, anda bisa dengan mudah memperhatikan seluk-beluk isi dari novel, bahkan bisa melakukan pembandingan. Bila sudah bisa melakukan seperti ini, anda tinggal menulis resensi novel.

Tetapi, anda harus menentukan novel-novel yang akan diresensi sekalipun sudah terbiasa membaca banyak novel. Tentunya, pemilihan novel tipis menjadi solusi terbaik ketika masih tahap pemula menulis resensi novel.

2. Membuat Konsep Tulisan Resensi Buku Novel

Apa itu konsep tulisan resensi? Ini bisa diibaratkan kerangka. Ya, konsep adalah kerangka tulisan. Jadi, bila mau menulis resensi buku atau novel, anda bisa menggunakan konsep. Bisa dikatakan, ini seperti akan membuat buku atau novel. Seorang penulis buku atau novel biasanya membuat konsep atau kerangka cerita terlebih dahulu sebelum menulis. Hal ini akan dimudahkan dalam menulis. Karena pembuatan buku atau novel berangkat dari konsep atau kerangka, kegiatan resensi novel pun seharusnya berangkat dari konsep atau kerangka. Bedanya, penulis buku atau novel membuat konsep untuk pengembangan tulisan sedangkan penulis resensi buku atau resensi novel membuat konsep untuk penyimpulan cerita. Sayangnya, konsep resensi buku atau novel untuk membedah buku milik penulis lain. Jadi, pembuatan konsep resensi buku atau novel lebih kepada membantu memahami pemikiran orang lain dalam bentuk tulisan di beberapa lembar kertas.

Apalagi, anda melakukan kegiatan resensi novel yang kesulitannya bisa lebih tinggi dari buku biasa bila diresensikan. Bila seperti ini, konsep atau kerangka perlu dibuat terlebih dahulu. Pembuatan konsep untuk kegiatan resensi novel lebih berfokus pada pembedahan unsur-unsur cerita terlebih dahulu agar terbuka kemudahan menulis resensi novel.

Seperti yang sudah dijelaskan, konsep atau kerangka resensi buku atau novel dibutuhkan untuk menyimpulkan pembahasan buku. Tentunya, proses pembuatan konsep atau kerangka berbeda. Maka dari itu, saya akan menjelaskan prosesnya di bawah ini.

3. Membuat Judul Resensi Buku Novel Yang Memikat

Judul memikat harus memenuhi syarat tertentu. Apakah syarat tertentu dalam membuat judul yang memikat? Berikut 3 langkah membuat judul resensi novel yang bisa memikat.

#Pertama. Biasnya, judul memikat menggunakan kalimat yang simpel alias pendek. Anda bisa membayangkan sendiri daya tarik dari judul yang panjang. Manusia enggan melihat judul lebih dari 5 kata. Hal ini sudah dikaji secara ilmiah. Kenapa? Mata melihat kata yang panjang menyebabkan ada pergerakan otot mata. Inilah yang membuat banyak orang malas melihat tulisan judul panjang. Anda bisa melihat sendiri iklan-iklan di pinggir jalan. Tulisan iklan tidak memiliki kalimat panjang. Hal ini bisa sebagai inspirasi membuat judul.

Biasanya, judul buku nonfiksi memiliki judul panjang. Nah, anda bisa menyingkat judul itu sesuai kreasi anda. Lagi pula, judul yang bagus harus berbeda dari judul asli walaupun masih ada keterkaitan. Bagaimana dengan judul novel? Judul novel biasanya pendek. Maka dari itu, anda tidak perlu membuat judul resensi novel dengan cara memperpanjangkannya. Anda harus membuat yang kreatif seputar judul resensi novel dengan mempertahankan kesimpelan dan kependekan. Biasanya, ada novel yang memiliki judul sekitar 1 atau 2 kata. Nah, anda harus membuat judul menarik tentang hal ini, tidak perlu menyesuaikan dengan judul novel.

#Kedua. Judul resensi sudah pasti mengikut bahasa yang baik dan benar. Judul yang disarankan oleh pakar resensi yakni N. Mursidi adalah memakai bahasa ilmiah populer. Ia menyarankan untuk tidak membuat bahasa judul yang kaku dan alay. Intinya, bahasa judul resensi khususnya resensi novel harus berada di tengah. Mengapa? Resensi buku khususnya resensi novel biasanya untuk kepentingan publikasi di media masa. Maka dari itu, anda harus membuat judul dengan bahasa formal namun tidak kaku.

Bagaimana resensi novel remaja? Tentunya, bahasa gaul atau bahasa yang diminati kalangan remaja menjadi solusi terbaik. Tetapi, anda harus menarget media penerbitan resensi novel yang memang menerima resensi novel remaja.

#Ketiga. Dalam hal ini, judul resensi buku khususnya resensi novel harus menggunakan kata yang menarik, bernilai sastra. Anda harus memilih kata-kata yang tepat dalam membuat judul resensi, apalagi untuk judul resensi novel. Penggunaan judul yang bernilai sastra bisa sebagai daya tarik untuk memikat pengunjung agar mau membaca ke tahap berikutnya.

4. Mencatat Data atau Informasi Buku yang Akan Diresensi

Kegiatan resensi buku khususnya resensi novel harus menjelaskan rincian yang ada di buku sebagai identik sebuah resensi. Hal ini tentu bisa menguntungkan si penerbit buku. Makanya, ada beberapa penerbit yang rela membayar penulis resensi dan memberikan beberapa buku gratis. Penulis resensi bisa menuliskan buah pikiran atas buku yang sudah dibaca. Hasilnya, penulis resensi akan mengirimkan karya resensinya ke salah satu media. Ketika tulisannya dimuat, di sinilah keuntungannya, baik untuk penulis buku dan juga penerbitnya. Makanya, penulis resensi khususnya resensi novel perlu merincikan hal-hal yang penting dalam buku, termasuk harga.

Data informasi yang harus Anda tulis dalam sebuah resensi buku adalah :
  • Judul Buku :
  • Pengarang :
  • Penerbit :
  • Cetakan :
  • Tebal buku :
  • Harga buku :

Memang, setiap media publikasi resensi memberlakukan syarat yang berbeda. Tetapi, perbedaannya tidak sampai menghilangkan unsur keuntungan untuk penulis buku dan penerbit.

5. Membuat Prolog Resensi Buku Novel Yang Mengesankan

Banyak penulis setuju bahwa kalimat pembuka, paragraf pembuka atau prolog tulisan khususnya resensi novel dianggap memiliki nilai penting dalam mempengaruhi pembaca. Maka dari itu, anda jangan tergesa-gesa dalam membuat prolog resensi buku khususnya resensi novel. Seperti menulis pada umumnya, prolog resensi harus dibuat dengan memperhatikan tema. Secara khusus, prolog resensi buku harus memperhatikan tema spesifik sebuah buku. Anda harus membuat prolog menarik yang berkaitan dengan tema spesifik yang dibahas dalam buku.

Masalahnya, anda membuat resensi novel yang sulit diketahui spesifik temanya. Bila melihat buku umum sekilas dengan beberapa keterangannya, anda sudah bisa menebak seputar tema spesifiknya. Tetapi, hal ini tidak untuk novel. Anda tidak bisa melihat sekilas hanya dari tampilan luar sekalipun judul agak mewakili tema. Anda harus membaca dari awal sampai akhir untuk mengetahui tema spesifik sebuah novel. Inilah salah satu yang menjadi alasan kesulitan dalam membuat resensi novel.

Masalahnya lainnya, pembuatan prolog resensi khususnya resensi novel yang menarik tidak bisa dijelaskan secara teori. Nilai menarik diserahkan oleh masing-masing penulis dalam membuatnya. Hal ini sifatnya estetis alias hasil pemikiran kreatif si penulis. Karena mementingkan kreatifitas, anda harus memperbanyak membaca buku dan latihan dalam menulis resensi. Pemikiran kreatif akan mudah didapatkan ketika sudah terbiasa dilatih. Terpenting, anda harus melatih membuat prolog resensi buku atau resensi novel dengan memperhatikan tema spesifik.

Sebenarnya, ada banyak cara menulis kalimat atau paragraf pembuka sesuai arahan N. Mursidi. Tetapi, titik tekan membuat kalimat pembuka menarik adalah berawal dari kreatifitas membahasakan sebuah tema buku.

Tetapi, sebagai gambaran bagaimana N. Mursidi membuat prolog, saya akan menyebutkan poin-poinnya saja.
  • Membuat prolog dengan cara mengungkap rekam jejak penulis buku atau novel.
  • Membuat prolog dengan cara mengajukan pertanyaan.
  • Membuat prolog dengan cara mengungkap sekilas pemikiran penulis
  • Membuat prolog dengan cara pembahasan sebuah tema dari buku atau novel
  • Membuat prolog dengan cara melakukan perbandingan buku atau novel
  • Membuat prolog dengan cara memberi penguatkan dari pendapat penulis lain
  • Membuat prolog dengan cara mengaitkan pada peristiwa aktual
  • Membuat prolog dengan cara memberi kutipan ayat, hadis atau tokoh terkenal

Di atas adalah beberapa poin bagaimana membuat prolog resensi buku khususnya resensi novel. Masih ada lagi namun di atas bisa membantu anda dalam peresensian buku atau novel.

6. Menuliskan Poin Penting dalam Buku

Meresensi buku bukanlah menjelaskan poin-poin penting buku. Meresensi buku adalah menulis penilaian atas poin-poin yang ada dibuku. Kalau masih bingung, anda bisa menyamakan resensi dengan review. Anda bisa membuat review seputar makanan bakso tetapi tidak berupaya menjelaskan poin-poin penting membuat bakso. Karena review bisa disejajarkan dengan resensi, anda bisa membuat resensi novel selayaknya mereview sebuah bakso. Ketika membahas poin penting, anda tidak berupaya menjelaskan poin pentingnya. Apalagi menjelaskan poin penting novel, hal ini dianggap rawan karena pembaca bisa dengan mudah menebak alur ceritanya.

Di sini, saya mengesampingkan pembahasan untuk resensi buku. Mengapa? Resensi buku nonfiksi bisa dengan mudah diketahui per poin pembahasannya dengan melihat bab pembahasan. Tentu, ini bisa memudahkan dalam membuat resensi. Disini, saya akan berfokus membahas bagaimana menentukan poin penting dalam novel. Ketika sulit menentukan poin-poin penting yang ada di novel, sudah bisa dipastikan pembuatan resensi novel akan mengalami kesulitan.

Bagaimana cara untuk masalah ini?

#Pertama, Membaca Memahami

Membaca memahami bisa anda lakukan cukup dengan membaca sampai selesai. Membaca memahami bisa dimudahkan dalam proses memahami poin penting cerita di langkah berikutnya. Bisa dikatakan, anda sedang beradaptasi dengan buku bacaan novel dalam kegiatan membaca memahami ini.

#Kedua, Membaca Memahami dan Pencatatan

Membaca memahami sudah anda lakukan. Tetapi, untuk membuat resensi, langkah awal ini belum dianggap cukup? Apakah harus membaca buku lagi? Bila anda membaca buku lagi, hal ini dianggap memberatkan. Tetapi, bagi pembaca pemula, membaca buku satu kali dianggap kurang mencukupi. Anda bisa membaca sekali saja asalkan sudah terbiasa membaca novel. Di sini, saya berfokus hanya untuk pemula.

Entah masih pemula atau sudah hobi membaca novel, anda harus melanjutkan pada tahap pencatatan. Langkah ini jangan sampai ditinggalkan bila berurusan dengan peresensian. Pencatatan berguna untuk mengumpulkan data-data sesuai tema cerita. Tentunya, pencatatan harus berfokus pada unsur-unsur penulisan cerpen. Setelah data-data terkumpul yang bisa dijadikan poin penting sebuah cerita, anda bisa membuat resensi novel.

7. Mengungkap Sisi Lain Dan Penilaian Peresensi

Apakah anda sudah pernah membaca dalam resensi novel ada tulisan “novel ini lebih cocok untuk remaja” atau “tujuan penulis sepertinya untuk”. Nah, pembahasan ini lebih mencirikan pengungkapan sisi lain dan penilaian peresensi. Kalau dalam novel, hal ini lebih mirip unsur ekstrinsik karena memasukkan unsur di luar isi tulisan.

Lalu apa poin-poin yang menjadi hal penting untuk ditulis?
  • Tujuan penulis menulis buku atau novel
  • Sasaran buku atau novel yang ditulis penulis
  • Sistematika buku (untuk novel, sepertinya tidak cocok)
  • Kelebihan dan kekurangan buku