Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Membuat Kerangka Karangan Buku Cerita Fiksi

Bagaimana cara membuat buku? Cara yang paling efektif adalah membuat kerangka karangan buku. Masalahnya, anda membuat buku cerita yang bersifat fiksi. Bagaimana kah kerangka karangan buku ceritanya? Permasalahan ini yang akan dibahas nanti.


Apa sih yang disebut kerangka karangan? Kerangka sendiri menurut KBBI diartikan tulang-tulang. Hal ini karena tulang lebih identik rancangan untuk tubuh manusia. Pengertian lain dari kerangka adalah rancangan. Seperti halnya ingin membuat rumah, anda membutuhkan pemetaan atau aturan bangunan rumah yang akan dibangun. Bagaimana makna karangan diartikan garis besar? Bila mau membuat resensi buku, anda harus terlebih dahulu paham garis besar tulisan. Tulisan buku erat kaitannya dengan kerangka yang sebagai inti atau garis besar tulisan. Lalu apa makna karangan? Karangan bisa diartikan hasil mengarang, cerita, buah pena, ciptaan atau gubahan. Karangan sendiri bisa diartikan cerita yang dibuat-buat atau fiksi. Bila melihat definisi, karangan lebih diperuntukkan untuk penulis fiksi atau cerita. Jadi, kerangka karangan menurut kosataka ini bisa diartikan rancangan mengenai gambaran atau garis besar sebuah karangan buku yang mana lebih identik untuk kebutuhan membuat buku cerita.

Mungkin, anda menginginkan kerangka karangan diartikan dengan rancangan mengenai gambaran atau garis besar sebuah karangan, baik tulisan artikel atau buku, baik fiksi atau nonfiksi. Hal ini menjadi pilihan anda. Karena, apa yang disebut penulis atau tulisan, disebut juga sebagai pengarang atau karangan. Terpenting, fokusnya adalah pada pembahasan kerangka karangan.

Menurut Nurhadi dalam Hand Book Of Writing (2017 : 53), kerangka karangan berfungsi sebagai pemecah suatu menjadi beberapa bagian. Ini artinya, anda akan dimudahkan dalam penulisan. Buku tebal bisa diselesaikan dengan baik bila sebelumnya sudah tersusun kerangka karangan buku. Masalahnya, anda disulitkan membuat kerangka karangan. Anda bisa mencoba membuat kerangka karangan bila belum pernah mencoba. Lalu bagaimana solusinya?

Beberapa Jalur Cara Membuat Kerangka Buku Sebelum Pembahasan Kerangka Karangan Buku Cerita

Anda sudah tahu kalau buku cerita memiliki beberapa jenis seperti novel, biografi, autobiografi, sejarah, komik dan yang lainya. Perbedaan antara novel dengan biografi pun sudah dianggap jelas. Perbedaannya menyangkut masalah fiksi dan tidak fiksi. Karena memiliki perbedaan, pembuatan kerangka karangan bisa berbeda. Kerangka karangan novel dengan biografi tidak bisa disamakan. Bagaimana mau disamakan bila unsur-unsur pembuatan ceritanya saja berbeda? Karena itulah, saya akan menjelaskan jalur membuat kerangka karangan buku pada umumnya sebelum pembahasan kerangka karangan buku cerita.

Nurhadi dalam dalam buku yang sama (2017 : 54) memberikan beberapa 5 poin jalur membuat kerangka buku. Saya meringkasnya menjadi 4 poin saja. Berikut diantaranya.

1. Kerangka Karangan Berdasarkan Urutan Topik

Banyak topik yang ada disekeliling anda bahkan sampai jangkauan jauh. Pengambilan topik tertentu pun masih membutuhkan pemecahan kembali bila masih dirasa sulit atau umum untuk pembahasan. Misalnya, anda ingin membuat buku bisnis. Topik bisnis masih dianggap umum, belum spesifik. Memang, anda bisa membuat kerangka karangan buku yang membahas bisnis. Ada banyak buku yang bersifat umum karena mereka mampu menulis. Tetapi, topik bisnis masih bisa dipecah-pecah kembali dalam sub judul pembahasan alias bab pembahasan. Anda bisa membahas seputar bisnis: adsense, affiliate, online shop, jasa online dan sebagainya. Dari bab-bab pembahasan, anda bisa memecahkan kembali untuk membahas lebih spesifik. Nah, proses pemecahan topik ini diidentikkan dengan rancangan atau kerangka berdasarkan urutan topik.

2. Kerangka Karangan Berdasarkan Urutan Ruang Dan Waktu

Bila anda mau menulis sejarah atau biografi, pengaturan kerangka karangan berdasarkan urutan ruang menjadi hal yang penting. Menulis urutan ruang memang sulit. Hal ini membutuhkan data empiris bukan analisis. Kebenaran tulisan bergantung dari kebenaran data empiris.

Katakanlah, anda ingin menjelaskan seluk-beluk sejarah kota Cirebon. Nah, anda bisa membaginya ke dalam beberapa pembahasan kecamatan yang ada di Cirebon. Kecamatan menjadi urutan kedua setelah kota Cirebon. Dari kota kecamatan, pembahasan akan berlangsung pada banyak desa. Karena kerangka karangan memakai urutan ruang, pembahasan banyak desa menjadi hal yang perlu diperhatikan kepentingannya. Anda tidak mungkin bisa membahas banyak desa. Nah, anda bisa merinci kembali yang lebih mewakili masalah yang ada di Cirebon. Misalnya, pesantren-pesantren yang ada di Cirebon. Tentu, sebagian desa memiliki pesantren yang tercatat di pemerintahan Cirebon. Nah, penjelasan desa bisa berfokus hanya masalah pesantrennya saja, misalnya.

Bagaimana dengan kerangka karangan berdasarkan urutan waktu? Urutan waktu bisa mengikuti urutan ruang sepertinya. Hal ini karena memiliki keterkaitan antara keduanya. Tentunya, urutan waktu harus mengikuti data empiris urutan ruang.

Dari gambaran membuat kerangka karangan di atas, menulis buku biografi atau sejarah memang menyulitkan. Penulisannya membutuhkan data empiris dan wawancara. Sekalipun sudah memiliki data empiris, hal ini masih perlu dikaji kembali untuk menemukan titik kebenaran data. Begitu juga data lewat wawancara, ini masih membutuhkan responden lainnya untuk membangun titik kebenaran.

3. Kerangka Karangan Berdasarkan Urutan Logis

Penulisan kerangka karangan semua buku bahkan tulisan formal berdasarkan urutan logis, pada dasarnya. Urutan logis berisi pembahasan berupa pendahuluan, inti pembahasan dan penutup. Namun, urutan logis hanya sekedar standar penulisan semata. Standar penulisan ini biasa digunakan untuk tulisan di blog. Memang, kerangka karangan berdasarkan urutan logis digunakan untuk tulisan pendek seperti esai.

4. Kerangka Karangan Berdasarkan Urutan Bebas

Karangan atau tulisan pendek, khususnya tulisan populer akan menggunakan kerangka karangan berdasarkan urutan bebas. Mereka bebas membahas topik apa saja walaupun sudah dijelaskan topik besarnya, misalnya seputar bisnis. Banyak penulis ahli memilih urutan bebas merangkai sebuah topik. Biasanya, buku-buku berbau motivasi atau pengembangan diri memilih urutan bebas. Pembahsannya pun cenderng lebih ke cerita pengalaman pribadi penulis.

Merangkum Beberapa Pembahasan Untuk Membuat Kerangka Karangan Buku Cerita Fiksi Yang Baik, Benar Dan Runtut

Bila ada pertanyaan, “Bagaimana membuat kerangka karangan buku cerita fiksi?” Jawaban yang masuk akal untuk pertanyaan ini adalah unsur-unsur intrinsik cerita. Namun, ini hanya sekedar standar kerangka karangan. Dalam segi unsur alur, hal ini masih belum dijelaskan dan harus dijelaskan kerangkanya. Begitu juga dengan unsur-unsur intrinsik lainnya, kerangka karangan harus dijelaskan secara benar untuk membangun suatu cerita fiksi yang utuh, saling melengkapi.

Lalu bagaimana cara membuat kerangka karangan untuk unsur-unsur intrinsi cerita fiksi yang mengandalkan beberapa jalur kerangka karangan yang sudah dijelaskan di atas?

Memang, pembuatan kerangka karangan untuk cerita fiksi yang baik, benar dan runtut, dianggap sulit. Apalagi kerangka untuk novel, pembuatanya membutuhkan keseriusan membangun keterkaitan antara alur dengan alur lainnya. Kerangka karangan novel tidak hanya mengacu pada unsur-unsur intrinsik cerita fiksi. Kerangka karangan novel lebih condong pada kerangka urutan bebas. Di samping itu, kerangka karangan ini pun harus memuat kerangka berdasarkan urutan ruang dan waktu dengan tetap mempertahankan kefiksian cerita. Bagi pemula, kerangka karangan ini dianggap sebagai penggangu kelas berat. Pemula bisa kesulitan menulis membangun cerita.

1. Bagaimana Kah Kerangka Karangan Buku Cerita Berdasarkan Urutan Topik?

Penulisan kumpulan cerita pendek atau cerpen mungkin bisa menggunakan kerangka karangan berdasarkan urutan topik. Adapun suguhan cerita berdasarkan kerangka ini, hal ini bisa dibuah sesuai kreatifitas penulis. Memang, tulisan cerita fiksi sulit dibangun berdasarkan urutan topik. Alasanya, certa fiksi cenderung bebas, bahkan melawan fakta. Namun, bila penulisan cerita dinaungi berdasarkan tema umum, hal ini bisa dilakukan. Tema umum jauh lebih bisa memunculkan tema-tema spesifik. Apalagi, pembuatan buku kumpulan cerpen harus menggunakan tema umum karena pembuatannya jauh lebih menyulitkan dari pembuatan buku biasa bahkan novel.

Apakah penulisan novel bisa menggunakan kerangka karangan berdasarkan urutan topik? Sepertinya, novel belum bisa menggunakan kerangka karangan jenis ini.

#Contoh Kerangka Karangan Tentang Pendidikan:

Berikut ini saya akan mencontohkan membuat kerangka karangan berdasarkan urutan topik untuk membuat kumpulan cerpen alias cerita pendek:
  • Judul: Dunia Dalam Pendidikan
  • Pembuka: Selayang Pandang
  • Bab 1: Menceritakan Arti Penting Pendidikan
  • Bab 2: Menceritakan Arti Penting Sekolah atau Lembaga Pendidikan
  • Bab 3: Menceritakan Perjuangan Seorang Pendidik
  • Bab 4: Menceritakan Pengabdian Seorang Pembelajar
  • Bab 5. Menceritakan Dunia Pergaulan Di Dalam Sekolah
  • Bab 6. Pendidikan Keluarga
  • Penutup: Pelajaran Pendidikan

Apakah kerangka karangan diatas sudah dianggap karangka yang baik, benar dan runtut? Bisa jadi, kerangka karangan di atas sudah benar. Hanya saja, anda harus membuat cerita pendek yang bervariasi dan berbeda dengan misi masing bab pembahasan yang sudah ditentukan. Tentunya, titik tekannya ada di spesial tokoh yang membawa pesan sebuah cerita atau topik.

Memang sangat sulit membuat kumpulan cerpen dengan urutan topik tertentu. Tetapi, itu hanya contoh kerangka karangan untuk kebutuhan membuat kumpulan cerita.

2. Bagaimana Kah Kerangka Karangan Berdasarkan Urutan Ruang Dan Waktu?

Pembuatan kerangka karangan untuk cerita fiksi harus memenuhi syarat berjalannya alur cerita. Urutan waktu yang paling dipentingkan dalam hal ini. Mengapa? Terbentuknya alur sebuah kejadian tertentu selalu diselimuti waktu. Masalah waktu bukan persoalan siang dan malam semata, ini pun berkaitan dengan waktu umur, kejadian dan sebagainya. Bagaimana dengan kerangka urutan ruang? Urutan ruang agak bahkan sulit untuk syarat memenuhi berjalannya sebuah alur. Urutan ruang lebih kepada pelengkap dan penjelas dari sebuah urutan waktu untuk alur. Urutan ruang cenderung berkutat dalam perputaran-pengulangan.

Dalam menulis cerita fiksi, urutan waktu dan ruang dianggap memiliki keterkaitan saling melengkapi. Urutan waktu memiliki peranan penting menjalankan alur cerita. Tetapi, urutan waktu tidak ada gunanya bila tidak dijelaskan berdasarkan urutan ruangꟷwalaupun urutan ruang lebih bersifat pengulangan-pengulangan semata.

Secara teknis pembuatan latar, urutan ruang seperti tidak dipentingkan. Bila anda membuat cerita, pasti akan selalu mengulang-ulang ruang atau latar tempat di setiap waktu kejadian.

#Contoh Kerangka Karangan Teks Cerita Sejarah

Berikut ini saya akan mencontohkan membuat kerangka karangan berdasarkan urutan waktu dan beserta untuk membuat cerita fiksi. Kali ini, saya menjelaskan berdasarkan sejarah Resolusi Jihad yang dilakukan organisiasi NU yang diambil dari Nu.or.id dengan judul Detik-detik Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama dan Pertempuran 10 November 1945 (10/2015).

  • 17 Agustus 1945: Proklamasi Kemerdekaan dengan situasi revolusionernya. Rakyat mengambil alih berbagai kantor dan instalasi dari Jepang.
  • 31 Agustus 1945: Pengajuan pengibaran bendera Tri-warna dalam perayaan kelahiran Ratu Belanda, Wilhelmina Armgard.
  • 17 September 1945: KH. Hasyim Asy’ari memberi Fatwa Jihad yang berisikan ijtihad bahwa perjuangan membela tanah air sebagai suatu jihad fi sabilillah.
  • 19 September 1945: Terjadi insiden tembak menembak di Hotel Oranje antara pasukan Belanda dan para pejuang Hizbullah Surabaya.
  • 23-24 September 1945: Terjadi perebutan dan pengambilalihan senjata dari markas dan gudang-gudang senjata Jepang oleh laskar-laskar rakyat, termasuk Hizbullah.
  • 25 September 1945: Laskar Hizbullah Surabaya dipimpin KH Abdunnafik melakukan konsolidasi dan menyusun struktur organisasi. Dibentuk cabang-cabang Hizbullah Surabaya dengan anggota antara lain dari unsur Pemuda Ansor dan Hizbul Wathan.
  • 5 Oktober 1945: Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) oleh pemerintah.
  • 15-20 Oktober 1945: Meletus pertempuran lima hari di Semarang antara sisa pasukan Jepang yang belum menyerah dengan para pejuang.
  • 21-22 Oktober 1945: 22 Oktober 1945 PBNU mengeluarkan sebuah Resolusi Jihad sekaligus menguatkan fatwa jihad Rais Akbar NU Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.
  • Urutan seterusnya sampai pada kesimpulan 9-10 November 1945.
  • 9 November 1945: KH Abbas Buntet Pesantren Cirebon diperintahkan memimpin langsung komando pertempuran.
  • 10 November 1945: Perang besar pun pecah. Ribuan pejuang syahid. Pasukan Kiai Abbas berhasil memaksa pasukan Inggris kocar-kacir dan berhasil menembak jatuh tiga pesawat tempur RAF Inggris.

Tentunya, urutan waktu atas sejarah di atas sebagai contoh bagaimana sejarah bisa dibuat sebagai novel sejarah. Di dalam urutan waktu tersebut, ada data tak resmi sejarahꟷbaik tertulis atau cerita dari mulut ke mulutꟷuntuk mewarnai alur novel, seperti kisah seseorang yang ikut berjuang di tengah ketidaksetujuan pasangannya atau yang lainnya. Bisa jadi, anda merekayasanya sehingga terkesan menjadi bagian dari sejarah itu agar terlihat utuh, saling terikat.

Seperti yang sudah dijelaskan, kerangka karangan justru bisa menghambat dalam penulisan bila belum terbiasa atau masih pemula. Termasuk kerangka berdasarkan sejarah yang ada, anda akan lebih sulit lagi menulis cerita. Maka dari itu, anda harus mengesampingkan terlebih dahulu pembuatan novel berdasarkan kerangka karangan. Atau, anda bisa membuat kerangka karangan untuk pembelajaran semata, bukan untuk penulisan novel.

3. Kerangka Karangan Berdasarkan Urutan Bebas

Novel walaupun mengandung tulisan yang melawan fakta, kerangka karangannya lebih menitikberatkan pada alur yang berurutan waktu. Artinya, urutan waktu bisa dijadikan standar kerangka karangan novel. Kalau kerangka karangan berdasarkan urutan bebas, novel belum masuk perhitungan. Novel memiliki alur waktu yang jelas walaupun jenis alurnya bermacam-macam.

Bagaimana dengan buku kumpulan cerpen? Nah, ini bisa menggunakan kerangka karangan bebas. Anda tidak perlu berfokus pada pemecahan topik-topik tertentu. Asalkan penulisan cerpen sudah memenuhi tema utama, hal ini sudah masuk dalam pembahasan satu-kesatuan. Seperti yang sudah anda ketahui dari pembahasan sebelumnya, buku cerpen berisi kumpulan yang isi ceritanya menggambarkan seputar tema utama buku.

#Contoh Kerangka Karangan Tentang Liburan

Berikut ini saya akan mencontohkan membuat kerangka karangan berdasarkan urutan bebas untuk membuat kumpulan cerpen alias cerita pendek:
  • Judul: Jejak Semesta Alam
  • Pembuka: Selayang Pandang
  • Cinta Di Padang Minang
  • Gejolak Alam
  • Masa Pemberani
  • Selamat Datang Luar Negeri
  • Biarkan Air Mengalir Tanpa Polusi
  • Penutup: Pelajaran Alam

Dilihat dari beberapa penulisan judul di atas, kerangka karangan ini jauh lebih simpel daripada kerangka karangan berdasarkan topik. Di sini, anda tidak perlu membuat bab-bab tertentu. Untuk itu, anda bisa mengambil tema spesifik walaupun masih berkaitan dengan liburan. Tema spesifik bukan persoalan lokasi berlibur. Tetapi, anda bisa membuat tema spesifik berupa nilai atau misi yang anda bawa dalam suguhan cerita. Hal ini bisa dibuat karena sifatnya yang bebas.

Ada banyak sekali cerpen-cerpen yang membahas persoalan alam. Hal ini bisa dilakukan bila anda memperbanyak aktifitas berlibur.

Solusi Pemula Membuat Kerangka Karangan Cerita Novel Berdasarkan Contoh Tentang Lingkungan

Pembuatan kerangka karangan memang mudah bila berurusan dengan sistematika penulisan buku, baik fiksi cerpen atau nonfiksi. Hal ini sudah dijelaskan sedikit di atas. Tetapi, kerangka karangan untuk kebutuhan menulis novel atau sejenisnya, pembuatannya memang sulit. Hal ini berurusan dengan alur dan kepentingan plot-nya (sebab-akibat) yang akan dijabarkan dalam bentuk tulisan cerita. Tidak sekedar membuat urutan waktu untuk alur cerita, tetapi urutan waktu ini bisa dijabarkan juga.

Maka dari itu, untuk sementara, pembuatan kerangka karangan cerita novel bukan dimaksudkan untuk pembuatan cerita. Kerangka karangan novel yang dibuat untuk kebutuhan pembelajaran semata. Alasanya, pembuatan kerangka karangan novel tidak semudah yang dibayangkan. Namun, ketika sudah berpengalaman menulis cerita novel dan lainnya, anda bisa menerapkan kerangka karangan yang sudah dibuat untuk pembuatan cerita novel.

Kali ini saya akan membuat langkah-langkah membuat kerangka karangan novel berdasarkan unsur-unsur penulisan prosa yang berlaku di dalam cerita pendek atau novel. Tentunya, langkah ini bisa diterapkan untuk pemula.

1. Kerangka Karangan Novel Mendasarkan Pada Tema

Tema bisa diartikan inti dari sebuah cerita bila tema berbentuk narasi seperti, “Perjuangan Anak Pemulung Melawan Tradisi Menyampah Perusak Lingkungan”. Tetapi, tema juga sebagai wadah sebuah cerita bila tidak dalam bentuk narasi seperti tema “Kesehatan Lingkungan”. Bila anda sudah paham, kemana kah lari sebuah kerangka karangan novel? Untuk lebih jelasnya, perhatikan baik-baik langkah ini.
  • Tema Tak Bernarasi: Kesehatan Lingkungan
  • Tema Berarasi: Perjuangan Anak Pemulung Melawan Tradisi Menyampah Perusak Lingkungan

Ketika anda membuat kerangka karangan novel, pastikan anda tidak berhenti pada tema yang tidak bernarasi. Anda harus membuat tema bernarasi yang isinya variavel X (perlawanan anak pemulung) dan variabel Y (tradisi menyampah perusak lingkungan). Dari tema bernarasi inilah, anda sudah tahu bagaimana alur cerita novel yang bermuatan sebab-akibat.

2. Kerangka Karangan Novel Mendasarkan Pada Setting/Latar

Setting atau latar bisa bermacam-macam. Paling mencolok dari latar adalah latar tempat. Di mana lokasi dihadirkan, disitulah alur cerita berjalan. Tidak ada alur bila mengabaikan lokasi, tidak ada lokasi bila tidak menghadirkan alur. Hanya saja, pembahasan latar dalam alur bisa bersifat jelas dan bisa bersifat samar. Namun, latar bisa dibuat untuk kebutuhan kerangka karangan.

Kerangka Latar Tempat atau Fisik Berdasarkan Tema Cerita: Rumah Si Pemulung, Tempat Sampah Warga, TPA, Tempat Pelayanan Kesehatan, Aparat Desa, Rumah Beberapa Tokoh, Lingkungan Desa, Sungai.

3. Kerangka Karangan Novel Mendasarkan Alur

Anda sudah membuat tema berbentuk naratif. Dari sini, anda mendapat tantangan baru yang menyulitkan. Tantangan ini dianggap penyebab utama penulis pemula gagal menyelesaikan novel. Kalau pun berhasil, tulisan novel disusun dengan tidak rapih, acak-acakan, tidak memiliki unsur sebab-akibat.

Anda perlu mencatat keterangan ini. Walaupun kerangka karangan tidak diperuntukkan untuk implementasi pembuatan novel, ini menjadi suatu tolak ukur keberhasilan menulis. Ketika anda berhasil membuat kerangka karangan alur cerita, ini dijadikan sebagai modal awal keberhasilan.

Apakah Anda bisa memulai membuat kerangka karangan alur yang menceritakan persoalan kesehatan lingkungan? Berikut penjelasan masalah alur untuk memudahkan anda dalam belajar.
  • #01: Pembakaran sampah sehingga banyak barang bekas untuk kebutuhan daur ulang menjadi gosong
  • #02: Pemulung merasa dirugikan akibat terjadi pembakaran sampah dimana-mana
  • #03: Pemulung membuka usaha penggilingan plastik untuk dikirim ke pabrik karena merasa lelah menjadi pemulung
  • #04: Bos pemulung mendapat banyak keluhan dari para pemulung mengenai sampah yang dipakar di lingkungan yang dijadikan target pencarian barang bekas
  • #05: Bos pemulung bekerjasama dengan aparat desa untuk mengkampanyekan dan membuat aturan daur ulang
  • #06: Ketidaksadaran masyarakat yang dimotori para tokoh yang tidak setuju dengan aturan berbuah konflik antar tokoh lainnya.
  • #07: Merasa bimbang para pencetus kebersihan lingkungan dan daur ulang denga tetap mencari solusi terbaik

Contoh di atas hanya sekedar pembuatan alur asal yang menceritakan lingkungan dan upaya menjaganya.

Untuk kerangka karangan pada unsur-unsur lannya, anda bisa dengan mudah menentukannya ketita alur novel sudah tersusun dengan baik.