Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Membuat Novel Lewat Pengalaman Terdekat

Bagaimana cara membuat novel? Bila mau membuat novel, anda harus bisa membuat buku cerita pada umumnya terlebih dahulu sebagai cara pertama. Mengapa? Menulis novel dianggap berat dalam segi konsentrasi, tenaga dan juga waktu pembuatan. Penulis cerpen sendiri tidak bisa menjamin bisa menulis novel bila berurusan dengan hal teknik proses pembuatan buku. Bila anda sudah mahir membuat buku cerita atau buku apapun, hal ini dianggap sebagai cara terbaik membuat novel. Tentunya, anda sudah membuat cerpen sebagai cara awal membuat novel.

Sumber gambar: www.rahasiapenulis.com

Namun disini, saya akan menjelaskan cara membuat novel lewat pengalaman terdekat. Mengapa dari pengalaman terdekat untuk membuat novel? Karena cara inilah yang membuat saya bisa menghasilkan novel pertama saya. Karena baru pertama, novel belum dianggap berkualitas. Tetapi, intinya, pengalaman terdekat berguna untuk kebutuhan membuat novel. Cara membuat novel seperti ini pun sedang dilakukan untuk pembuatan novel kedua. Hasilnya, menulis novel edisi kedua dimungkinkan berhasil (masih separo penulisan).

Masalahnya, apakah anda memiliki banyak pengalaman yang dibutuhkan untuk kebutuhan membuat novel? Nah, saya akan mencoba menjelaskan cara membuat novel dengan disertai membangun pengalaman demi pengalaman bila dirasa masih minim pengalaman. Penulisan cara ini, tentunya, berdasarkan pengalaman saya sendiri dalam menulis beberapa novel.

Karena buku novel cinta remaja atau novel yang menarget kalangan remaja sering diminati para remaja, saya menjelaskan sedikit cara membuat novel berdasarkan target market ini. Di samping itu, rata-rata penulis novel didominasi kalangan remaja. Jadi, alangkah baiknya cara membuat novel lebih dekat dengan dunia atau pengalaman remaja. Walau demikian, cara ini tidak menutup kesempatan untuk para pemula kalangan umur di atas 20 tahunan.

Memahami Tata Cara Membuat Novel Berdasarkan Unsur-Unsur Intrinsik Penulisan

Dalam menulis novel, anda harus memahami tata cara membuat novel yang seperti umumnya membuat karya sastra prosa yakni memenuhi unsur-unsur intrinsik, atau bisa dilengkapi ekstrinsik. Mengapa demikian? Banyak pemula seperti mengabaikan unsur-unsur ini dalam penulisannya walaupun hafal. Bisa jadi mereka sudah hafal hal ini tetapi belum memahaminya. Atau, mereka sudah memahaminya tetapi belum matang dalam penerapannya. Kefahaman ini terjadi bila sudah terlihat di dalam penulisan. Artinya, faham secara teoritis tentang atat cara membuat novel dianggap tidak cukup. Anda harus membiasakannya.

Berikut adalah unsur-unsur yang dikutip dari Nurhadi dalam Handbook Of Writing (2017 : 309 – 318):
  • Tema
  • Setting/Latar
  • Alur
  • Tokoh
  • Sudut Pandang

Bukankah unsur-unsur intrinsik tata cara mebuat novel lebih dari yang di atas? Bila memang mau lebih, anda silahkan memilih unsur-unsur yang lebih itu. Namun menurut saya, unsur-unsur di atas sudah cukup untuk membuat novel best seller dan juga berkualias terbaik. Mungkin, anda ingin menambahkan unsur ‘amanat’ dalam ceritanya. Tetapi, amanat yang anda buat sudah terwakilkan dalam tema. Mungkin anda ingin menambahkan suasana cerita, entah sedih sebagai ciri khas novel melankolis atau romantis sebagai ciri khas novel romance. Tetapi, suasana cerita bisa terbangun dengan latar dan karakter tokoh. Jadi, saya menganggap unsur-unsur di atas sudah cukup untuk membuat novel best seller dan berkualitas terbaik.

Masalahnya, bagaimana membangun pemahaman unsur-unsur intrinsik tata cara membuat novel dalam ranah praktis? Nah, maka saya menjawab: anda harus memulai dengan melihat kehidupan anda sendiri.

Banyak sekali penulis pemula menulis novel di luar dari pengalaman dan pengetahuan dirinya. Misalkan, sekarang novel bergaya impor sedang menjadi trend seperti novel Ayat-Ayat Cinta dengan latar Mesir dan novel Assalamualaikum Beijing dengan latar. Lantas, anda meniru tata cara membuat novel berdasarkan gaya impor yang sudah dilakukan penulis terkenal itu. Barangkali anda bisa membuat penceritaan dengan menghayal-hayalkan kondisi luar negeri. Tetapi, pembuatan novel seperti ini justru jauh lebih menyulitkan daripada memilih pengalaman pribadi. Kalau pun bisa membuatnya, anda membuat novel dengan suguhan cerita yang garing, tidak menghidupkan suasana cerita.

Dalam menghidupkan suasana, anda membutuhkan beberapa perangkat unsur yang kreatif. Dialog tokoh tanpa menghidupkan sebuah latar diibaratkan seperti seseorang berbicara di luar angkaasa tanpa alas, tanpa pijakan kaki. Alur tanpa adanya membangun sebab-akibat yang logis bisa membuat cerita garing bahkan tidak masuk akal. Tema tanpa variasi karakter tokoh tidak bisa membawa pesan atau amanat. Dengan beberapa perangkat yang ditulis secara kreatif, cerita anda bisa hidup. Hal ini bisa terjadi bila anda memiliki pengalaman dan pengetahuan untuk kebutuhan cerita anda.

Jadi, apakah anda masih mau mengikuti novel-novel yang diluar dari jangkauan kehidupan anda?

Bagaimana Cara membuat Tema Novel Terbaik Berdasarkan Pengalaman Hidup?

Waktu membuat novel, saya tidak menyiapkan tema tertebih dahulu. Di samping masih belum menguasai arah ceritanya, saya memiliki cara pandang penulisan yang lebih mementingkan pengalaman hidup saya dan pengalaman orang lain yang akan dijadikan cerita novel. Waktu itu, saya menulis novel seputar kehidupan Arafah Rianti. Hasilnya, novel berada di luar bayangan awal menulis cerita. Novel itulah yang justru membuatkan tema novel di akhir. Ketika ada yang bertanya, “novel ini bertemakan apa?” Saya menyebutnya berdasarkan hasil akhir dari pembuatan novel.

Tata cara membuat tema novel di atas memang kurang dianggap profesional. Cara itu lebih mencirikan kurang berpengalaman dalam menulis cerita proses seperti cerpen dan novel. Namun cara seperti ini menjadi solusi pemula yang kebanyakan sulit membuat tema spesifik. Mungkin, mereka masih bisa membuat tema cerita bersifat umum, global. Kalau sudah menjurus ke tema spesifik, penulis harus memiliki kemampuan dan pengalaman tersendiri.

Patut diakui, pembuatan tema bisa dikatakan sulit. Mengapa? Tema harus dijalankan seiring penulisan cerita. Dari awal menulis, anda harus selalu memperhatikan kepentingan tema. Anda harus memiliki daya konsentrasi yang tinggi agar perjalanan tema dalam setiap alur cerita bisa berjalan lancar. Di sinilah kesulitan pemula dalam menulis novel.

1. Tema Harus Berkaitannya Dengan Latar

Dari tema, anda memikirkan pengurusan latar, baik latar fisik atau non fisik. Makanya, anda harus mengambil cerita berdasarkan pengalaman kehidupan anda sendiri. Dari dalam latar, anda mendapati banyak cerita kehidupan anda. Ketika tema cerita novel berdasarkan pengalaman pecintaan anak remaja anda, latar kenakalan ini sudah tergambar jelas. Ketika anda pernah rebutan pacar sampai berantem, tempat anda berantem sudah diketahui dengan jelas.

2. Tema Harus Berkaitan Dengan Alur

Banyak penulis novel pemula mengalami kegagalan dalam merangkai alur termasuk saya sendiri. Seperti apa kesulitannya? Alur membutuhkan keterkaitan dengan tema. Sampai kapanpun alur berjalan, misi tema harus selalu dibawa. Karena harus mempertahankan misi tema, alur harus memiliki sebab-akibat atau biasa dengan plot dari alur. Alur sendiri adalah rangkaian cerita, baik alur mundur atau maju atau campuran. Sedangkan plot adalah kejadian demi kejadian pembentuk hukum sebab-akibat yang terangkum dalam plot. Di sinilah kesulitan para pemula membuat novel. Banyak alur dan plot cerita yang tidak menghidupkan sebuah tema. Kesulitannya bisa jadi hanya persoalan pengalaman penulisan semata. Maka dari itu, anda harus membiasakan menulis. Kalau alur berbelok dari tema awal, anda harus mengganti tema dengan tetap menghidupkannya.

Ketika tema novel mengisahkan kisah cinta segitiga yang berujung pada perkelahian atau tawuran dua kelompok genk, alur dan plot harus mengemban misi itu dalam proses penceritaan. Untuk masalah alur, anda sudah memahaminya. Namun, bagaimanakah plot? Nah, anda harus bisa menjelaskan bagaimana sebab-akibat antara karakter tokoh, kelompok, cinta segitiga dan tawuran. Sekilas, anda sudah memahami sebab-akibat dalam tema ini. Tetapi, penghadirkan sebab-akibat yang bisa masuk akal dalam cerita memang masih menyulitkan. Seputar bagaimana awal mula segitiga, terjadinya perkelahian sampai penyelesaian, anda harus menjelaskannya dengan logis. Di samping itu, anda harus membuat dengan kejutan.

Pada intinya, tema berhubungan erat dengan alur dan plot yang akan menyelaraskan sebuah cerita dari awal sampai akhir. Di sinilah, pengalaman pribadi bisa lebih mengetahui bagaimana alur dan plot-nya.

3. Tema Harus Berkaitan Dengan Tokoh

Setiap tema cerita, tokoh antagonis dan prontagonis selalu dihadirkan. Penghadirannya disesuaikan dengan isi sebuah cerita. Mengapa? Tokoh tersebut akan membawa karakter ceritanya. Dalam cerita, anda membuat konflik tertentu. Di dalam konflik ini lah, tokoh prontagonis dan antagonis saling mengisi untuk menghidupkan tema cerita. Maka dari itu, tema harus memiliki dasar konflik dan solusinya agar bisa menghadirkan tokoh prontagonis dan antagonis dengan baik.

Nah, ketika tema cerita mengambil dari pengalaman anda sendiri, anda sudah mengetahui bagaimana tokoh prontagonis dan antagonis menghadirkan karakter yang melengkapi konflik. Sekalipun anda mengambil cerita di luar dari pengalaman, anda harus bisa menghadirkan karakter tokoh ini berdasarkan sosok nyata yang pernah anda lihat. Tetapi, jauh lebih baik, anda membangun tokoh cerita berdasarkan pengalaman nyata dari anda.

Cara Memperdalam Latar Novel Yang Berkaitan Dengan Pengalaman Pribadi

Saran untuk penulis novel pemula: jangan sekali-kali anda membuat novel tanpa memperhatikan latar. Makanya, saya menyarankan membuat novel berdasarkan pengalaman agar bisa mematangkan latar cerita. Latar yang dimaksud di sini secara khusus adalah latar tempat. Anda sudah mengetahui bahwa penulisan novel digunakan untuk kebutuhan dunia film. Banyak film-film yang mengambil dari novel. Maka dari itu, cara membuat novel harus menitikberatkan pada penghidupan latar.

Namun pertanyaannya, bagaimana bila pengalaman penulis kurang memadani untuk kebutuhan membuat novel? Berikut cara membangun pengalaman untuk membat novel yang bisa anda terapkan.

1. Pertahankan Latar Atas Kehidupan Anda Dalam Membuat Novel

Cara membuat novel terbaik adalah memperhatikan pengalaman diri anda yang mana anda sebagai sosok dalam cerita itu sendiri. Bila anda sebagai tokoh cerita sesuai kehidupan sehari-hari, pembahasan latar, khususnya latar tempat, ini akan mudah dibahas. Anda bisa memperhatikan aktifitas harian yang sering anda lakukan. Segala aktifitas rutinitas kehidupan anda bisa menjadi bagian alur cerita. Misalnya, anda menjadi guru di salah satu sekolah A. Maka, anda bisa membahas segala aktifitas yang ada di dalam sekolah sebagai bagian dari alur cerita. Sekalipun aktifitas ini tidak dianggap sebagai inti alur cerita, hal ini masih penting diperhatikan sebagai variasi alur cerita.

2. Cara Mengembangkan Latar Orang Lain Sesuai Kebutuhan Cerita

Siapa sosok yang menjadi target untuk pengembangan latar cerita? Sebenarnya, hal ini menjadi pemikiran kreatif anda. Ketika membuat novel jilid kedua, saya memperdalam dialog seputar kehidupan sosok yang akan menjadi tokoh cerita, namanya Clara Oktavia. Saya sudah meminta izin untuk memasukkan kehidupan positifnya dalam novel. Hal ini sebagai upaya membangun pengalaman bersama Clara Oktavia dan juga mempelajari latar cerita yang menarget kota asalnya. Aktifitas komunikasi seperti ini nanti dibutuhkan dalam alur cerita.

Dari kebersamaanku bersama Clara Oktavia, walaupun menarget latar yang jauh yakni di sekitar Pekanbaru, saya masih bisa membuat alur yang berhubungan dengan Clara Oktavia yang ada di Pekanbaru. Saya bisa mengetahui gambaran rumahnya, jumlah keluarganya, aktifitas hariannya dan sebagainya.

Apakah bisa tanpa melibatkan orang lain? Hal ini bisa dilakukan bila memang anda kesulitan mencari patner. Syaratnya, anda harus menarget latar yang mudah dijangkau. Untuk masalah ini pun, saya melakukannya. Misalnya, anda berada di kota Cirebon. Maka anda cukup membangun pengalaman mengamati latar di area Cirebon. Anda bisa melihat kawasan romantis yang cocok untuk kebutuhan novel berbau pecintaan. Tanpa melibatkan dan merepotkan orang lain, anda masih bisa membangun pengalaman yang banyak.

Di samping itu, saya mempelajari sebuah latar berdasarkan informasi berita yang ada di internet atau cetak. Cara seperti ini bisa membantu dalam mematangkan mempelajari latar.

Cara Mempelajari Karakter Tokoh Yang Melibatkan Pengalaman Anda

Cara membuat novel yang hidup salah satunya adalah menghidupkan karakter tokoh. Bagaimana ciri-ciri menghidupkan karakter tokoh? Caranya, anda harus memvariasikan karakter. Anda jangan membuat karakter tokoh secara seragam. Perbedaan karakter sesuai kebutuhan memang bisa mendukung cerita yang hidup.

Masalahnya, bagaimana cara mempelajari karakter tokoh sebagai salah satu cara membuat novel yang hidup? Caranya memang mudah apalagi mempelajari karakter diri sendiri. Ketika sudah berlangsung lama terjun dalam dunia pergaulan yang bermuatan positif, anda bisa dengan mudah membedakan karakter teman sepergaulannya. Mampu membedakan karakter bisa sebagai modal dalam penulisan karakter dalam cerita novel.

Tetapi, anda perlu pengetahuan seputar definisi karaker juga. Apakah dikatakan sama antara sikap kebiasaan dengan karakter emosional? Misal, anda terbiasa berjalan-jalan dengan menghabiskan sedikit uang. Apakah kebiasaan ini dianggap karakter atau sikap kebiasaan semata? Misal lagi, anda terbiasa berangkat bekerja waktu pagi agar datang tepat waktu. Apakah seperti ini dianggap karakter? Bagaimana dengan karakter pemarah, periang dan sebagainya yang jelas-jelas berada di dalam diri seseorang? Nah, dalam hal ini, anda harus memahaminya.

Namun yang pasti, karakter identik dengan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan seseorang. Karakter pemarah tentu dikarenakan terbiasa mudah marah. Begitu juga karakter lainnya, hal ini mendasarkan pada kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupannya.

Kesimpulan Cara Membuat Novel Lewat Pengalaman Terdekat

Cara membuat novel berdasarkan pengalaman terdekat dan melakukan pengembangan dianggap efektif dalam keberhasilan membuat novel. Novel pertama saya mendasarkan pada pengalaman saya. Novel kedua pun saya mendasarkan pada pengalaman saya. Saya mudah menulis novel berdasarkan pengalaman yang pernah dilakukan.

Tentu, anda tidak cukup bila mengandalkan pengalaman pribadi. Anda membutuhkan cerita kehidupan orang lain yang mungkin menjadi pengalaman mereka. Begitu juga mempelajari latar yang ada di lingkup kehidupan anda. Semua ini berkepentingan untuk penguasaan latar. Novel yang berpijak pada kehidupan rill adalah novel yang mementingkan latar. Novel harus menghidupkan latar, baik fisik atau nonfisik.

Begitu juga anda perlu memperhatikan karakter. Membangun pengalaman berarti membangun pengetahuan karakter banyak orang.

Begitulah cara membuat buku yang secara khusus cara untuk membuat novel. Semoga memudahkan anda menyelesaikan novel perdana.