Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jurus Jitu Menulis Buku Cerita Anak Bagi Pemula

Memasuki era milenium saat ini, profesi menulis buku bukan saja untuk mereka yang gemar menulis melainkan siapa saja bisa menjadi penulis buku, termasuk buku cerita anak, asalkan ada kemauan belajar menulis. Teori-teori yang berkenaan dengan menulis buku juga banyak bertebaran di internet. Teman-teman tinggal masukkan kata kunci pada mesin pencarian google, dalam sekejap artikel dengan kata kunci yang dicari bermunculan.

Sumber gambar: literasinusantara.com

Kalau sebelum-belumnya menulis buku yang menjadi favorit adalah menulis novel, kini menulis buku cerita anak justru sedang menjadi trend atau sedang banyak peminat. Bahkan dari status media sosial seorang editor buku anak sebuah penerbit menulis jika saat ini buku anak adalah buku yang paling laku di Indonesia.

Pada dasarnya menulis buku cerita anak dengan menulis novel sama saja, hanya berbeda jika menulis buku cerita anak maka segmen pembaca diarahkan pada anak-anak. Mereka yaitu berusia sekitar 5 tahun – 12 tahun, tetapi ada pula yang diperuntukkan bagi batita atau balita dibawah 5 tahun. Supaya mempermudah teman-teman yang baru akan memulai menulis buku cerita anak, berikut uraiannya.

Kenali Sasaran Pembaca Buku Anak

Di atas telah dijelaskan bahwa menulis novel (novel genre romance dan lain-lain) dan menulis buku cerita anak pada dasarnya sama, yang menjadi pembeda adalah sasaran pembaca.

Lakukan riset kecil-kecilan untuk menentukan sasaran pembaca. Hal ini penting dan jangan terabaikan. Misal, melihat katalog buku anak dari website penerbit buku anak. Karena ketika teman-teman mengirimkan naskah buku anak ke penerbit, pada surat pengantar akan tercantum sasaran pembaca dan biasanya tertulis usia pembaca atau jenjang pendidikan. Contoh: Anak usia TK sampai SD. Tentunya ini juga dapat mempermudah kerja editor ketika melakukan proses seleksi terhadap naskah-naskah yang masuk.

Tentukan Tema Menulis Buku Anak Yang Dianggap Menarik

Sebelum menulis cerita, wajib terlebih dahulu menentukan tema. Ibaratnya, tema adalah gerbang awal sebelum masuk pada inti cerita yang ingin teman-teman menuliskannya.

Menentukan tema juga berkaitan erat dengan sasaran pembaca. Tidak mungkin jika tema yang ditulis dengan sasaran pembaca SD atau usia 8 tahun – 12 tahun lalu diperuntukan bagi pembaca anak-anak TK. Walaupun sebenarnya ada juga tema yang dapat dibaca bagi pembaca anak-anak TK hingga SD.

Alangkah baiknya menentukan tema disesuaikan dengan kadar usia pembaca. Ketika menulis novel juga ada aturan seperti itu bahkan ada pada persyaratan saat sebuah penerbit membuka lowongan penerimaan naskah. Begitu juga ketentuan yang berlaku pada penerbit anak. Mereka tidak ingin salah memberikan bacaan bagi pembaca cilik.

Tema penulisan buku cerita anak sangat banyak bahkan bertebaran di lingkungan sekeliling. Amati kebiasaan anak-anak atau bisa dari pengalaman teman-teman waktu kecil.

Sebelum Menulis Buku Anak, Pilih lah Jenis Bukunya

Hal ini mungkin saja berbeda ketika menulis novel. Pada saat teman-teman sudah pasti hendak menyasar pengiriman buku ke penerbit, terlebih dahulu tentukanlah jenis buku atau biasa disebut naskah. Syarat pengiriman naskah antara penerbit satu dengan yang lain berbeda. Ada yang menerima jenis buku atau naskah komik dan ada yang tidak menerima atau tepatnya belum menerima. Ada pula penerbit yang tidak menerima naskah bertemakan cerita peri atau fantasy.

Berikut beberapa jenis buku yang dapat teman-teman pilih:

Buku Kumpulan Cerita, buku ini biasanya berisi dari beberapa cerita pendek. Dari banyaknya buku ini yang beredar di pasaran, tercatat paling tidak ada 20 cerita pendek pada satu buku. Jumlah 20 cerita biasanya jumlah paling sedikit karena ada pula buku kumcer ini yang berisi lebih dari 50 cerita pendek.

Novel Anak, buku ini sama seperti novel umumnya. Hanya saja sasaran pembaca lebih pada anak-anak SD. Pesan moral yang ingin disampaikan penulis untuk pembaca cilik juga terasa sekali pada novel anak.

Picture Book, bersumber dari wikipedia.org dijelaskan buku jenis ini adalah buku bergambar yang menggabungkan narasi visual dan verbal. Supaya mempermudah, ketika penulis mengirimkan naskah ini biasanya dalam bentuk tabel. Ada tiga kolom, yakni kolom halaman, kolom panduan ilustrasi, kolom teks. Sasaran pembaca buku ini biasanya anak-anak PAUD hingga TK.

Board book, buku ini sama seperti Picture Book namun bahan yang digunakan bukan kertas pada umumnya buku melainkan karton tebal mengingat sasaran buku ini adalah batita sehingga nantinya tidak mudah robek. Jumlah kaliman per halaman juga dibatasi, sekitar satu sampai dua kalimat.

Buku Aktivitas, buku ini sebenarnya lebih mirip dengan majalah penunjang belajar yang ada di PAUD atau TK. Sasaran pembaca adalah anak-anak PAUD dan TK.

Komik, buku ini biasanya didominasi gambar pada tiap panel di mana ada percakapan antar tokoh dalam suatu balon. Keahlian utama dalam menulis komik adalah kemampuannya dalam hal menggambar. Jika kemudian ingin menulis komik dan mengirimkan ke penerbit, teman-teman dapat menggunakan format penulisan mengirim naskah picture book. Nantinya kalau disetujui, penerbit akan mencarikan tenaga ilustrator untuk bagian menggambarnya.

Pelajari Referensi Buku Anak

Setelah melewati langkah-langkah jurus jitu satu sampai tiga, jurus jitu yang ini wajib dilakukan untuk tema-tema tertentu. Sama ketika menulis novel yang mungkin bertemakan petualangan tokoh di sebuah negara maka yang dilakukan adalah mencari referensi tentang negara tersebut. Begitu juga pada saat menulis buku cerita anak.

Misal, tema buku tentang ensiklopedia maka sebelum menuliskan menjadi karangan cerita harus terlebih dahulu mencari referensi. Ke mana mencari referensi? Teman-teman dapat berselancar mencarinya lewat internet atau buku. Jika tidak memiliki cukup uang untuk membeli buku, bisa meminjam dari Perpustakaan daerah.

Tentukan Jumlah Halaman Dalam Menulis Buku Anak

Berdasarkan pengalaman saya, sebelum menulis buku kumpulan dongeng atau jenis buku-buku lainnya pasti menentukan dahulu jumlah halaman buku. Walaupun sepele, tapi berdampak luar biasa kalau ternyata jumlah halaman kurang belum lagi seandainya waktu pengerjaan terbatas.

Apalagi pernah kejadian, saya diajak teman menggarap buku yang diminta seorang editor penerbit. Ketebalan buku berkisar 70-100 halaman dengan masa pengerjaan 10 hari. Saya akhirnya berhitung dengan 10 tema yang telah disusun. Jika satu tema berjumlah 8 halaman maka tinggal dikalikan 10 sehingga jumlah keseluruhan sudah mencapai 80 halaman di mana dari 8 halaman dibagi dua. Jadi, saya mengerjakan 4 halaman dan teman 4 halaman. Tetapi, karena sesuatu hal akhirnya pada batas akhir pengerjaan jumlah halaman kurang dari 70.

Mulailah Menulis Buku Anak

Masih ingin menulis buku? Ya, menulislah. Kalau ini pengalaman pertama menulis buku, lihat-lihatlah dahulu saja contoh buku yang ada. Pergi ke toko buku bagian rak buku-buku anak, melihat katalog buku anak website penerbit atau ke Perpustakaan daerah ruangan khusus buku anak-anak.

Lakukan Editing Atas Buku Anak Yang Sudah Dibuat

Setelah selesai menulis, cek ulang tulisan dari awal guna mengetahui apakah ada yang salah penulisan atau bahkan kurang penulisan.

Kini teman-teman tidak perlu bingung lagi untuk memulai menulis buku cerita anak. Jurus jitu di atas adalah jurus yang biasa saya lakukan sebelum menulis buku anak. Semakin rajin berlatih maka akan semakin mendapatkan kemudahan dalam menulis buku cerita anak.

Ditulis oleh: Nur Istiqomah, pemilik blog idebagusblog.blogspot.com